BENGKULU – Kakanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu, Mohamad Irfan Surya Wardana, memaparkan capaian kinerja ekonomi dan fiskal Provinsi Bengkulu hingga akhir tahun 2024.
Pertumbuhan ekonomi Bengkulu tercatat sebesar 4,57% year-on-year hingga triwulan III 2024, dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp25,82 triliun (harga berlaku) atau Rp13,55 triliun (harga konstan 2010).
“Posisi ini menempatkan Bengkulu di peringkat ke-6 dari 10 provinsi di Sumatera, dengan pertumbuhan sedikit di bawah rata-rata nasional sebesar 4,95%,” ujar Irfan, Sabtu (1/2/25).
Pertumbuhan ekonomi, kata dia, didorong oleh sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman (9,66%) serta konsumsi LNPRT (10,64%). Aktivitas pariwisata seperti Festival Tabut dan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 turut berkontribusi.
Selain itu Inflasi Bengkulu pada Desember 2024 tercatat 0,84% year-on-year, lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 1,57%. Tren inflasi tahunan menunjukkan penurunan signifikan sepanjang tahun.
Kemudian nilai ekspor Bengkulu hingga November 2024 mencapai USD 22,63 juta, naik 95,56% dibandingkan 2023, meski turun 12,82% dari 2022. Komoditas utama ekspor meliputi batubara, karet, dan lintah, dengan tujuan utama India, Bangladesh, dan Kamboja. Kendala infrastruktur, seperti pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, masih menjadi tantangan.
Menutup keterangannya, Irfan menyebut jika indikator sosial menunjukkan perbaikan, dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bengkulu meningkat di semua dimensi, terutama standar hidup layak. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 3,11%, lebih rendah dari TPT nasional (4,91%), menandakan perbaikan kondisi ekonomi dan kesempatan kerja. (ran)